1. Entity Concept
Konsep entitas akuntansi dalam akuntansi keuangan
menentukan bahwa akuntansi dikerjakan untuk entitas bisnis tertentu. Konsep ini
menganggap bahwa setiap entitas bisnis merupakan suatu unit yang terpisah dan
pemiliknya dan berbeda dengan entitas lainya. Adanya pemisahan ini memberikan
adanya dasar bagi sistem akuntansi untuk memberikan informasi mengenai suatu
perusahaan, terutama yang berhubungan dengan pertanggungjawaban keuangan pada
pihak-pihak yang membutuhkan. Batas-batas suatu entitas bukanlah perbatasan
yang diciptakan oleh hukum. Walaupun perusahaan induk dengan perusahaan anaknya
merupakan dua badan hukum yang terpisah akan tetapi keduanya dipandang sebagai
satu entitas pelaporan untuk tujuan akuntansi dan hasil ini bukan merupakan
penyimpangan dari konsep kesatuan akuntansi. Ketika suatu entitas
diterapkan, keputusan harus diambil mengenai begaimanakah entitas itu ditinjau
secara teoritis, karena sudut pandang tersebut akan mempengaruhi penentuan
pendapatan, penilaian aktiva, batasan-batasan pemilikan dan keharusan pengungkapan
(disclosure). Pemilikan entitas yang tepat dan penentuan batasannya tergantung
pada tujuan laporan keuangan dan kepentingan para pemakai informasi keuangan
tersebut.
2. Going Concern
Standar Akuntansi Keuangan No.1 kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan, menjelaskan tentang kesinambungan
ini sebagai berikut : “Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi
kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya dimasa depan.
Karena itu, perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan
melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud atau
keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar
yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan”. (2004:par23)
Konsep kesinambungan menjelaskan bahwa suatu
entitas akuntansi dipandang akan beroperasi terus untuk merealisasikan
aktivitas-aktivitas usahanya. Asumsi ini mengasumsikan bahwa entitas akuntansi
itu tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu yang dapat diramalkan atau bahwa
entitas tersebut akan berjalan terus untuk peride yang tidak dapat ditentukan.
Dengan demikian laporan keuangan memberikan pandangan sementara mengenai
keadaan perusahaan dan hanya merupakan sebagian dari laporan keuangan yang
berkesinambungan.
Konsep kesinambungan membenarkan penilaian aktiva
dasar bukan nilai likuidasi dan membenarkan penggunaan historikal cost untuk
beberapa penilaian serta penerapan penyusutan atau amortisasi untuk aktiva
tetap. Berdasarkan konsep ini maka pelaporan akuntansi tidak dimaksudkan
sebagai nilai dasar perusahaan pada tanggal pelaporan.
3. Unit Of Measure
Konsep pengukuran dalam nilai mata uang
berpendapat bahwa akuntansi merupakan suatu proses pengukuran dan penyampaian
akuntansi perusahaan yang dapat diukur dengan uang. Secara tidak langsung
konsep ini menyatakan bahwa satuan uang adalah alat yang paling efektif untuk
mengungkapkan pengukuran aktiva dan kewajiban perusahaan serta
perubahan-perubahannya.
Namun hal tersebut tidak berarti bahwa informasi
non moneter tidak tercakup dalam sistem akuntansi perusahaan. informasi ini
juga diikut sertakan, tetapi informasi utama dalam laporan keuangan diukur
dalam nilai mata uang agar memberikan dasar penafsiran yang universal bagi
pembaca laporan.
4. Periodic Reporting
Konsep periode akuntansi berpendapat bahwa
laporan keuangan yang menggambarkan perubahan kekayaan suatu perusahaan harus
diungkapkan secara berkala. Oleh karena itu aktivitas ekonomi perusahaan
dipecah dalam periode-periode dan dengan penyajian laporan keuangan secara
periodik diharapakan hal tersebut dapat membantu pihak-pihak yang
berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Walaupun periode itu bervariasi,
namun Undang-Undang pajak pendapatan, yang menghendaki penentuan pendapatan
atas dasar tahunan dan praktek perniagaan tradisional menyebabkan periode
tersebut biasanya satu tahun.
5. Concervatism
Untuk menghadapi kejadian-kejadian dimasa datang
yang penuh ketidakpastian dan berbagai resiko, akuntansi senantiasa berpedoman
pada suatu konsep berhati-hati yang dikenal dengan konsep konservatif. Konsep
concervatism merupakan konsep dalam akuntansi yang konvensional, yang timbul
dari ketidakpastian dalam pelaporan keuangan. Konsep ini menekankan jika
terdapat beberapa kemungkinan penilaian untuk suatu perkiraan, maka untuk
perkiraan pendapatan aktiva sebaiknya dipilih alternatif yang akan menghasilkan
nilai paling kecil dan sebaliknya untuk perkiraan kewajiban dan beban sebaiknya
dipilih alternatif yang akan menghasilkan nilai terbesar. Selain itu konsep ini
juga mengandung pengertian bahwa adanya indikasi timbulnya biaya harus diakui
apabila telah disertai bukti yang cukup mengenai kepastian dari pendapatan
tersebut.
6. Accrual
Basis
Basis
Akrual (Accrual Basis) Teknik basis akrual memiliki fitur pencatatan dimana transaksi
sudah dapat dicatat karena transaksi tersebut memiliki implikasi uang masuk
atau keluar di masa depan. Transaksi dicatat pada saat terjadinya walaupun uang
belum benar – benar diterima atau dikeluarkan.
Dengan
kata lain basis akrual digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas
dana. Jadi Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi
tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
1.
Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual
Basis
a. Metode
aacrual basis digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana.
b. Beban
diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih handal
dan terpercaya.
c. Pendapatan
diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih handal
dan terpecaya walaupun kas belum diterima.
d. Banyak
digunakan oleh perusahan-perusahana besar (sesuai dengan Ketentuan Standar
Akuntansi Keuangan dimana mengharuskan suatu perusahaan untuk menggunakan basis
akural).
e. Piutang
yang tidak tertagih tidak akan dihapus secara langsung tetapi akan dihitung
kedalam estimasi piutang tak tertagih.
f. Setiap
penerimaan dan pembayaran akan dicatat kedalam masing-masing akun sesuai dengan
transaksi yang terjadi.
g. Adanya
peningkatan pendapatan perusahaan karena kas yang belum diterima dapat diakui
sebagai pendapatan.
h. Laporan
keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen dalam menentukan kebijakan
perusahaan kedepanya.
i.
Adanya pembentukan pencandangan untuk
kas yang tidak tertagih, sehingga dapat mengurangi risiko kerugian.
2.
KelemahanPencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis
a. Metode
aacrual basis digunakan untuk pencatatan.
b. Biaya
yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif sebagai biaya sehingga
dapat mengurangi pendapatan perusahaan.
c. Adanya
resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat membuat mengurangi pendapatan
perusahaan.
d. Dengan
adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi pendapatan perusahaan.
e. Perusahaan
tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang belum dibayarkan oleh pihak
lain dapat diterima.
7. Matching Cost With
Revenue
Dalam
akuntansi dikenal prinsip matching concept. Di mana yang dimaksud
dari prinsip ini adalah dengan diakuinya beban bukan pada saat pengeluaran kas
telah terjadi atau telah dibayarkan. Namun, diakui ketika suatu produk atau
jasa secara aktual memberikan kontribusi terhadap pendapatan. “Pendapatan suatu
periode harus dibebani dengan biaya-biaya yang secara ekonomis berkaitan dengan
produk yang menghasilkan pendapatan tersebut, (Suwardjono, 1986, hlm 116).
Hal
ini memungkinkan adanya biaya yang ditangguhkan dan diperlakukan sebagai aset
pada posisi keuangan atau neraca. Meskipun dalam kenyataannya biaya
ditangguhkan tersebut tidak memberikan manfaat ekonomi di masa depan.
“Expenses
are defined as costs that expire as a result of generating revenues,” (Wolk,
Francis, Tearney, 1991, hlm. 124). Bahwa beban ditentukan sebagai upaya untuk
memperoleh penghasilan atau pendapatan. Proses pengakuan beban untuk kategori
seperti depresiasi, harga pokok produk atau penjualan, bunga dan biaya
ditangguhkan disebut dengan konsep penandingan ini (matching concept).
Konsep matching berimplikasi pada biaya diakui secara adil dan secara
wajar untuk mengakui pendapatan.
Dalam menetapkan laba bersih secara berkala pada
dasarnya menyangkut dua masalah yaitu : pendapatan yang diakui dalam periode
tersebut dan biaya-biaya yang timbul terpakai (beban) yang harus dialokasikan
keperiode-periode tersebut. Masalah yang timbul adalah masalah waktu yaitu
kapan pendapatan dan biaya tersebut ditetapkan karena biaya-biaya tersebut
harus dipertemukan dengan pendapatan, maka pembebanan biaya sangat tergantung
pada saat pengakuan pendapatan dan dilaporkan dalam periode diakuinya
pendapatan. Apabila pengakuan pendapatan ditunda, maka pembebanan biaya akan
ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.
8.
Cost Benefit Analysis
Analisis
manfaat-biaya merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui besaran
keuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam perhitungannya,
analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari
pelaksanaan suatu program. Dalam analisis benefit dan cost perhitungan manfaat
serta biaya ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Analisis
ini mempunyai banyak bidang penerapan. Salah satu bidang penerapan yang umum
menggunakan rasio ini adalah dalam bidang investasi. Sesuai dengan denganmaknat
ekstualnya yaitu benefit cost (manfaat-biaya) maka analisis ini mempunyai
penekanan dalam perhitungan tingkat keuntungan/kerugian suatu program atau
suatu rencana dengan mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan serta manfaat
yang akan dicapai. Penerapan analisis ini banyak digunakan oleh para investor
dalam upaya mengembangkan bisnisnya. Terkait dengan hal ini maka analisis
manfaat dan biaya dalam pengembangan investasi hanya didasarkan pada rasio
tingkat keuntungan dan biaya yang akan dikeluarkan atau dalam kata lain
penekanan yang digunakan adalah pada rasio finansial atau keuangan.
Sumber
:
1 komentar:
wah mantep, untuk informasi terbaru silahkanklikdisni ya
Posting Komentar