Memasuki
tahun 2015 yang sedang gencar diperbincangkan adalah Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) 2015. Indonesia telah berkomitmen terhadap negara-negara anggota ASEAN
untuk memulai sebuah langkah integrasi dari sektor perekonomian.
Dalam
pelaksanaannya, MEA memerlukan adanya dukungan dari masyarakat dalam
meningkatkan perkembangan perekonomian di Asia Tenggara serta menjamin adanya
kemajuan perekonomian negara-negara yang tergabung dalam ASEAN. Bagi Indonesia
sendiri, MEA seakan menjadi wadah untuk mengembangkan kualitas perekonomiannya
di kawasan Asia Tenggara dalam perkembangan pasar bebas di tahun 2015.
MEA
dianggap menghadirkan adanya kesempatan yang baik untuk menunjukkan kualitas
dan kuantitas produk serta tenaga kerja manusia dalam menghadapi persaingan
dengan negara-negara lain. Namun apabila Indonesia tidak mampu memanfaatkannya
dengan baik, akan menjadi perkara lain yang dihadapi Indonesia. Dalam memasuki
MEA 2015, tenaga kerja memiliki peranan penting dalam persaingan di era
globalisasi ini.
Perlunya
Indonesia dalam memperhatikan kualitas tenaga kerja serta produksinya agar
mampu bersaing. Dengan demikian, Indonesia harus menunjukkan peranannya yang
kuat di MEA. Berbagai permasalahan dihadapi khususnya minimnya tenaga kerja
dengan latar belakang pendidikan yang mendukung. Rendahnya jumlah tenaga kerja
yang terampil, disebabkan kurangnya kemauan mereka dalam mengenyam bangku
pendidikan.
Padahal,
pendidikan dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Tenaga kerja seakan
berperan sebagai aktor dalam kegiatan produksi, karena akan menghadapi
persaingan yang sangat kompetitif. Berdasarkan data statistik yang diperoleh
dari Badan Pusat Statistik (BPS) terkait partisipasi angkatan kerja pada
Februari 2014, tercatat sebesar 69,17%, hanya meningkat 2,4% dari Agustus 2013.
Sedangkan
pada tingkat pengangguran terbuka tercatat sebesar 5,70% di mana mengalami
penurunan sebesar 0,47% dari 6,17% pada Agustus 2013. Penurunan pada tingkat
pengangguran terbuka ini bukan menjadi suatu kemajuan yang dialami Indonesia,
sebab berbagai permasalahan masih harus dihadapi terutama belum mampunya
Indonesia dalam menciptakan kualitas tenaga kerja yang terampil.
Pertanyaannya
sekarang adalah siapkah anda menghadapi persaingan di tahun 2015? Sudah
seharusnya kita bersiap menghadapi ketatnya persaingan di tahun 2015 mendatang.
Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara akan membentuk sebuah
kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Dengan
demikian, dalam menghadai MEA 2015 ini saya harus menjadi seorang wirausaha
yang membuat sebuah usaha supaya menyediakan lapangan kerja agar tingkat
penggangguran di negara kita berkurang. Sebelum membuat suatu usaha saya harus
mempelajari sebaiknya usaha apa yang akan saya dirikan, dan saya harus menganalisis
dengan analisis SWOT supaya usaha yang akan saya dirikan tidak berhenti
ditengah jalan. Dalam usaha yang akan saya dirikan saya akan menngunakan
bahan-bahan dari negeri sendiri supaya dunia tahu betapa kayanya negara kita
dan supaya dunia tahu bahwa negara kita Indonesia memiliki produk yang tak
kalah hebat jika dibandingkan dengan produk luar. Jika semua sudah matang saya
akan mendirikan usaha tersebut dan akan merekrut tenaga-tenaga kerja yang
mempunyai ketrampilan dan keahlian yang memadai agar dapat membantu berkembangnya
usaha yang akan saya dirikan. Dalam
merekrut tenaga kerjapun saya tidak sembarangan karena akan ada beberapa tes
yang akan saya laksanakan agar tenaga kerja yang saya dapatkan tidak
mengecewakan.
Jika
usaha yang saya dirikan sukses, saya akan memperluas usaha yang saya miliki
dengan cara membuka beberapa cabang agar semakin banyak lapangan pekerjaan dan
semakin mendunia usaha yang saya dirikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar