JAKARTA - Munculnya kasus kredit fiktif membuat tugas
pihak bank bertambah berat. Hal ini lantaran pihak bank seharusnya mengawasi
secara seksama mengenai internal audit yang dijalankannya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Halim
Alamsyah menegaskan, audit ini sangat penting untuk mengontrol kinerja sistem
yang ada di dalam bank tersebut.
"Kita selalu meminta bank-bank
meningkatkan dan memperbaiki internal auditnya, karena ini bagian dari resiko
operasional. Kesalahan bisa karena orangnya, sistemnya, pengawasan, dan juga
IT-nya,"katanya di Jakarta, Kamis (31/10/2013).
Menanggapi kasus kredit fiktif yang menimpa
salah satu bank swasta, dia enggan memberikan komentar. Menurutnya, yang
terpenting saat ini adlaahpengembangan pemeriksaan kasus hingga kini sedang
dilaksanakan.
"Saya tidak bisa ngomong bank per bank,
karena tidak etis kalau ngomong bank per bank. Tapi secara umum kalau ada
kasus, pasti BI akan meneliti. Kasus itu kebetulan ditemukan oleh bank maupun
oleh kita itu akan berbeda perlakuannya," katanya.
"Kalau ditemukan oleh bank berarti
internal auditnya berjalan. Ketika mereka menemukan kasus kemudian mereka
melakukan langkah-langkah perbaikan, kita juga akan uji, apakah langkah-langkah
itu tepat atau tidak," tambah dua.
Meski terus bergulir dan transaksi yang terjadi
dalam jumlah cukup besar Halim mengaku hal ini tidak berdampak besar bagi
industri perbankan. "Dampaknya tidak terlalu besar ke industri
perbankan,"tutupnya. (kie) (wdi)
Analisis :
Dari bacaan diatas dapat disimpulkan bahwa audit berperan sangat
penting dalam suatu bank karena dengan adanya audit dapat mengontrol bagaimana
kinerja bank tersebut dalam mengelola keuangan nasabah.
Sumber
:
Sabtu, 02/11/2013 18:10 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar