Jakarta -
Sepekan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak melemah, dari
4.590,538 menjadi 4.432,589. Faktor demo buruh di dalam negeri disebut menjadi
salah satu pemicu lesunya IHSG. Bagaimana pekan depan?
Analis Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, IHSG di akhir pekan kemarin mendapat semangat, karena Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi yang rendah yaitu 0,09%. Akan tetapi angka defisit neraca perdagangan kembali mengalami defisit sebesar US$ 657,2 juta.
"Angka ini sangat
mengecewakan, karena pemerintah gagal melaksanakan pekerjaan rumahnya dalam
mengendalikan impor migas. Hal ini membuat defisit neraca perdagangan menjadi
sebesar US$ 6,26 miliar. Faktor demo buruh juga menyebabkan hampir selama
sepekan kemarin beberapa perusahaan menufaktur tidak dapat melakukan produksi
dengan optimal," tutur David dalam risetnya, Sabtu (2/11/2013).
Kondisi ini, menurut David,
dapat berpengaruh ke Purchasing Manager Indeks Indonesia yang dapat turun
hingga di bawah 50. Padahal PMI Indonesia di oktober 2013 meningkat ke posisi
50,9 dari bulan sebelumnya 50,2.
David mengatakan, faktor
laporan keuangan juga menjadi sentimen yang mempengaruhi pasar. Dalam hal ini
beberapa emiten mengalami pelemahan dalam laporan keuangannya. Sementara dari
luar, sentimen positif bermunculan, antara lain data manufaktur China naik
menjadi 51,4% di Oktober.
Selan itu Bank of Japan
(BoJ) menyatakan negara dengan kekuatan ekonomi ketiga terbesar dunia itu
tengah mengalami kemajuan setelah mencatat inflasi 2%. Pasar Amerika juga
ditutup positif pada akhir pekan ini.
"Untuk pekan depan IHSG
masih akan berpotensi terkoreksi. Masih belum kondusifnya kondisi buruh yang
menuntut upah tinggi, data defisit neraca perdagangan, hingga prediksi turunnya
tingkat pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan turunnya laba emiten akan
menjadi sentimen negatif yang kuat," papar David.
Selain itu, pertumbuhan
ekonomi Indonesia diprediksi hanya sebesar 5,6-5,8%. Akan tetapi bursa global
yang bergerak positif dapat menjadi katalis yang menyebabkan IHSG tidak
terkoreksi dengan cepat.
"Saat ini saya melihat
support IHSG berada di level 4.350. Dan secara teknikal IHSG masih memiliki gap
di 4.200. Investor sebaiknya mulai menjaga posisi kas dan melihat emiten yang
masih dapat membukukan kenaikan pendapatan yang signifikan," tutup David.
(dnl/dnl)
Analisis :
Menurut saya demo yang dilakukan para buruh dalam menuntut kenaikkan upah sangatlah berpengaruh besar dalam defisit perdagangan karena mereka demo tentunya
proses produksi terhenti dan tidak menghasilkan apa – apa jadi tidak ada
pemasukkan juga bagi perusahaan maupun negara.
Sumber :
Sabtu, 02/11/2013 16:02 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar